Yang menjadi soal pokok bagi filsafat Islam, adalah jawaban pertanyaan: "Jadi manusia atau bukan manusia". Pertanyaan ini, sama juga dengan memberikan jalan pilihan sebagai manusia, kita harus maju terus menerus untuk mencapai cita kesempurnaan, atau kalau tidak demikian, kita akan dipimpin kepada suatu keadaan, dalam rangka kehidupan binatang. Pertanyaan itu, sebenarnya hanya dapat dijawab oleh otak manusia yang berakal.
Dikutip dari:
Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta
Failasuf Islam mempunyai kepercayaan, seperti yang kemudian ditetapkan oleh Pascal, bahwa segala sesuatu, meskipun ilmu atau teknologi, kepentingannya ditentukan oleh sikap manusia, dengan lain perkataan, segala sesuatu tergantung kepada kemurnian hati dan kebaikan niat. Dengan tidak adanya yang demikian itu, tanpa dipunyainya sifat yang penting itu, maka kita akan melihat peradaban yang disandarkan kepada material, akan terjun ke dalam dunia biadab, sebagai yang pernah ditulis oleh salah seorang penulis lama: "Ilmu tanpa perasaan sadar, merusakkan jiwa".
Dikutip dari:
Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta
No comments:
Post a Comment