Showing posts with label Filsafat. Show all posts
Showing posts with label Filsafat. Show all posts

Thursday, December 15, 2016

Bedanya "Tuhan" dalam filsafat Yunani dan Islam

Ketika Islam sedang di masa-masa kejayaan, filsafat Yunani dikembangkan sekaligus dikoreksi menurut konsepsi Islam oleh para failasuf2 muslim seperti al-Kindi, al-Farabi, dan Ibnu Sina. Salah satu poin penting filsafat Islam yang membedakannya dengan filsafat Yunani adalah tentang konsepsi Tuhan.

Friday, June 3, 2016

Perbudakan Pancaindra

Tulisan ini saya kutip sepenuhnya, teks selengkapnya bisa diakses di sini:
https://caknun.com/2016/perbudakan-pancaindra/

Begitu entengnya manusia membuka mulut. Begitu mudahnya manusia menggerakkan bibir. Begitu gampangnya manusia mengekspresikan pendapatnya. Sampai-sampai akalnya diam-diam memprotes. Kenapa tidak pernah diajak bermusyawarah dalam proses pengambilan keputusan. Tentang segala sesuatu yang akan dinyatakan keluar darinya, kepada sesama manusia dan mungkin didengarkan oleh tidak sedikit manusia lainnya. Bahkan Malaikat dan Iblis pasti mendengarnya. Jin bisa ya bisa tidak. Kalau Tuhan, jangan dipertanyakan: Beliau mendengar segala yang diungkapkan maupun yang disembunyikan.

Sunday, May 1, 2016

Bahasan utama dalam Filsafat Islam

Yang menjadi soal pokok bagi filsafat Islam, adalah jawaban pertanyaan: "Jadi manusia atau bukan manusia". Pertanyaan ini, sama juga dengan memberikan jalan pilihan sebagai manusia, kita harus maju terus menerus untuk mencapai cita kesempurnaan, atau kalau tidak demikian, kita akan dipimpin kepada suatu keadaan, dalam rangka kehidupan binatang. Pertanyaan itu, sebenarnya hanya dapat dijawab oleh otak manusia yang berakal.

Tuesday, April 5, 2016

Filsafat, keistimewaan bangsa Yunani

Said-al-Andalusi, dalam abad ke-10, telah menulis sebuah buku, yang di dunia Barat dikenal orang sebagai "Classes of the Nations". Dalam buku ini, ia telah membicarakan satu-satunya keistimewaan bangsa Yunani, bahwa mereka itu mempunyai suatu ilmu yang dinamakan ilmu filsafat. Istilah filsafat itu, adalah satu-satunya perkataan yang keluar, hanya dari bahasa Yunani. Orang Arab mengambilnya dari bangsa Yunani dan kemudian setelah masuk menjadi bahasa mereka, bunyi perkataan itu berobah sedikit menjadi: falsafat dan orang Indonesia menggantinya dengan filsafat.

Saturday, April 2, 2016

Filsafat dan Hikmah

Perkataan "Filsafat" bukanlah bahasa Arab. Sebelum Islam datang, orang Arab tidak mempunyai filsafat, meskipun mereka mempunyai Hikmah dan Hukama, mempunyai Bijaksana dan para Bijaksanawan. Dalam al-Quran, berulang-ulang kita dapati perkataan Hikmah, dan berulang kali pula dinyatakannya bahwa Hikmah itu, diperoleh dari Tuhan. Hikmah ini, suatu barang yang bukan luar biasa lagi sebagai kurnia Tuhan bagi semua bangsa. Tidak demikian halnya dengan filsafat. Filsafat merupakan suatu bentuk ilmu pengetahuan, yang hanya diciptakan oleh orang-orang Yunani dahulu kala. Karena Tuhan memberikan akal, dimana manusia menggunakannya untuk membentuk filsafat.
 
~ Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta

Monday, August 31, 2015

Pemerintahan yang Baik, Perspektif PBB

Saya awali tulisan ini dengan Nama Alloh Sang Maha Pengasih Sang Maha Penyayang. Aku berlindung kepada Tuhan dari perbuatan yang tiada manfaat dan niat yang tidak ikhlas.

Beberapa kali, namun tidak sering, dalam beberapa kali forum rapat di Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Surabaya dan tempat lainnya, saya mendengar istilah good governance. Istilah ini disebut seakan-akan mewakili suatu konsep yang ‘wajib’ dirujuk untuk membawa suatu instansi bertahan atau bahkan berubah ke arah yang lebih baik di era modern ini. Lalu, saya browsing di internet dan mendapat satu referensi yang saya kira cukup valid untuk disimak.

Istilah Good Governance

Good Governance, di sini saya terjemah-bebaskan sebagai Pemerintahan yang Baik. Pemerintahan di sini tidak hanya ditujukan untuk negara, tetapi bisa juga diterapkan secara luas, bisa juga suatu organisasi, lembaga, dan semisalnya. Apa karakteristik suatu Pemerintahan dikatakan baik? Berikut karakteristik Good Governance menurut perspektif United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP - PBB).

Tuesday, July 21, 2015

Pergunakan Akal dalam Mengenal Tuhan

Kita sadar bahwa urusan filsafat hanyalah memandang dan merenungkan penciptaan agar terbimbing menuju Sang Pencipta - dengan kalimat lain, merenungkan makna keberadaan. Karena pengetahuan tentang penciptaan mengantar pada pengenalan Tuhan, melalui pengetahuan tentang ciptaan-Nya.

Semakin sempurna pengetahuan tentang penciptaan, semakin sempurna pula pengetahuan tentang Sang Pencipta. Syariah mendorong dan mendesak kita untuk mengamati penciptaan.

Sehingga, jelas bahwa hal ini boleh jadi sebagai perintah tertulis dalam agama atau sesuatu yang disetujui oleh Syariah. Namun, Syariah mendesak kita untuk mengamati penciptaan dengan pertimbangan akal dan menuntut pengetahuan tentangnya melalui akal.

Hal ini nampak jelas dalam beberapa ayat al-Quran. Misalnya, al-Quran menyebut: < Ambillah kejadian itu sebagai pelajaran wahai orang-orang yang punya wawasan > [Qur’an 59.2]. Ayat ini adalah petunjuk yang jelas tentang kewajiban penggunaan perangkat akal, atau mungkin akal dan agama, dalam memaknai segala sesuatu.

Al-Quran juga menyebut: < Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah > [Quran 7.185]. Ayat ini merupakan desakan yang jelas untuk mendorong pengamatan tentang penciptaan.

Masih banyak ayat lain tentang hal ini: terlalu banyak untuk disebut satu per satu.

~ Ibnu Rusyd, On the Harmony of Religions and Philosophy, (Kitab fasl al-maqal)
Translated by Mohammed Jamil al-Rahman, 1921
Diterjemahkan oleh Mochamad Nur Qomarudin, 2015

Tuesday, May 19, 2015

Beda Filsafat dan Hikmah

Perkataan "Filsafat" bukanlah bahasa Arab. Sebelum Islam datang, orang Arab tidak mempunyai filsafat, meskipun mereka mempunyai Hikmah dan Hukama, mempunyai Bijaksanan dan para Bijaksanawan. Dalam al-Quran, berulang-ulang kita dapati perkataan Hikmah, dan berulang kali pula dinyatakannya bahwa Hikmah itu, diperoleh dari Tuhan. Hikmah ini, suatu barang yang bukan luar biasa lagi sebagai kurnia Tuhan bagi semua bangsa. Tidak demikian halnya dengan filsafat. Filsafat merupakan suatu bentuk ilmu pengetahuan, yang hanya diciptakan oleh orang-orang Yunani dahulu kala. Karena Tuhan memberikan akal, dimana manusia menggunakannya untuk membentuk filsafat.

[Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta]

Sunday, April 12, 2015

mencapai kebenaran

[Tulisan ini saya kutip dari: Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta]

Perkataan filsafat berarti: "Cinta kebenaran". Apakah kebenaran itu? untuk mencapai kebenaran, orang lebih dahulu harus mempunyai pengertian. Agaknya lebih baik kata pengertian ini kita ganti saja dengan pengetahuan. Jikalau pengetahuan seseorang sesuai dengan hal-hal yang diketahuinya, maka ini dikatakan: ia sudah mencapai suatu kebenaran bagi dirinya sendiri.

Dengan demikian pengetahuan yang benar adalah suatu pengetahuan yang sesuai dengan objeknya. Pelajar-pelajar filsafat biasa menyebutkannya dengan objektivitas.

Saturday, April 4, 2015

Bedanya Filsafat Islam dan Filsafat Yunani

Tulisan ini saya dapatkan dari
[Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta, hal. 38-39]
 
Tidaklah banyak perbedaan yang besar antara pemikiran ahli2 agama Islam dengan failasuf Yunani. Yang dikehendaki oleh ulama2 Islam untuk mempergunakan logika2 filsafat Yunani itu, ialah, bahwa alam dan segala benda didalamnya itu, adalah dijadikan, bukanlah kekal. Pendirian ini adalah pendirian tulen dari Islam. Untuk pendukung faham ini, ulama2 tadi mempergunakan filsafat Yunani. Jadi, bukanlah agama Islam itu dipakai untuk mendukung atau mempertahankan filsafat. Pada umumnya, ahli2 agama Islam, guna kepentingan membela agama dan kepercayaan agama, menggunakan senjata2 dan perkakas2 yang telah dihasilkan oleh filsafat.
 
Dalam pada itu, dapat kita bentangkan dengan lebih terang, dimana perbedaan antara failasuf Islam dengan failasuf Yunani. Dalam filsafat Yunani, terutama Aristoteles, mempunyai pelajaran tentang dualisme - tasniyah dalam bahasa Arab. Pelajaran ini menyatakan, bahwa terdapat dua yang bertentangan yaitu Tuhan dan Benda Kekal. Failasuf Islam, tidak menerima pelajaran dualisme ini. Failasuf Muslim berangsur-angsur melihat dimana kekurangan filsafat Yunani itu. Aristoteles, telah meninggalkan suatu titik penting yang menyebabkan filsafatnya tidak komplet. Kekosongan yang ditinggalkan filsafat Yunani ini, dicoba mengisinya oleh failasuf2 Islam. Dengan sangat berhati-hati mereka memberikan pelajaran tentang keesaan Tuhan, at-Tauhid, sebagaimana juga hati2nya mereka memberikan pelajaran "at-Tanzih", kesatuan Tuhan dengan makhluk. Ulama2 dan failasuf2 Islam, tidak dapat menyatakan, bahwa antara at-Tauhid dan at-Tanzih ada pertentangan, sebagaimana diajarkan oleh dualisme Aristoteles. Dengan tidak adanya perbedaan atau perlainan antara kedua itu, kalau kita kurang hati2, maka kita dapat jatuh ke lingkaran Pantheisme, yang dalam bahasa Arab disebut madzhab wichdat al-wujud yang secara datar berkata: "Alloh itu ada dan yang ada ini ialah Alloh". Karena pendapat inilah maka al-Hallaj berkata: Ana Alloh - Akulah Tuhan. Golongan yang terjatuh dalam pantheisme itu, menghapuskan segala perbedaan antara Alloh dan Dunia.
 
Disinilah letaknya perbedaan yang nyata, antara filsafat Yunani dan filsafat Islam.
 
Notes: Bila artikel ini bermanfaat bagi Saudara-i, kami harap Saudara sedia like Facebook Fanpage kami: Masjidillah. Like dan dukungan Saudara sangat bermakna bagi kami. Terimakasih.

Thursday, March 29, 2012

Lima Kriteria Hipotesis Ilmiah

Dengan Nama Allah, Sang Maha Pengasih Sang Maha Penyayang.

Apa saja Kriteria yang harus dimiliki Hipotesis Ilmiah?
Pengenalan tentang Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan sebuah metode untuk menguji dan memverifikasi hipotesis ilmiah dalam beberapa tahap. Pertama adalah pengumpulan data. Kita tidak dapat membangun penjelasan ilmiah tanpa pengamatan objektif terhadap fenomena yang sedang diselidiki. Setelah didapatkan suatu kesatuan konsep, maka dirumuskanlah sebuah hipotesis. Hipotesis merupakan usulan penjelasan terhadap fenomena yang sedang diamati.