Thursday, December 15, 2016
Bedanya "Tuhan" dalam filsafat Yunani dan Islam
Friday, June 3, 2016
Perbudakan Pancaindra
https://caknun.com/2016/perbudakan-pancaindra/
Begitu entengnya manusia membuka mulut. Begitu mudahnya manusia menggerakkan bibir. Begitu gampangnya manusia mengekspresikan pendapatnya. Sampai-sampai akalnya diam-diam memprotes. Kenapa tidak pernah diajak bermusyawarah dalam proses pengambilan keputusan. Tentang segala sesuatu yang akan dinyatakan keluar darinya, kepada sesama manusia dan mungkin didengarkan oleh tidak sedikit manusia lainnya. Bahkan Malaikat dan Iblis pasti mendengarnya. Jin bisa ya bisa tidak. Kalau Tuhan, jangan dipertanyakan: Beliau mendengar segala yang diungkapkan maupun yang disembunyikan.
Sunday, May 1, 2016
Bahasan utama dalam Filsafat Islam
Tuesday, April 5, 2016
Filsafat, keistimewaan bangsa Yunani
Saturday, April 2, 2016
Filsafat dan Hikmah
Monday, August 31, 2015
Pemerintahan yang Baik, Perspektif PBB
Saya awali tulisan ini dengan Nama Alloh Sang Maha Pengasih Sang Maha Penyayang. Aku berlindung kepada Tuhan dari perbuatan yang tiada manfaat dan niat yang tidak ikhlas.
Beberapa kali, namun tidak sering, dalam beberapa kali forum rapat di Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Surabaya dan tempat lainnya, saya mendengar istilah good governance. Istilah ini disebut seakan-akan mewakili suatu konsep yang ‘wajib’ dirujuk untuk membawa suatu instansi bertahan atau bahkan berubah ke arah yang lebih baik di era modern ini. Lalu, saya browsing di internet dan mendapat satu referensi yang saya kira cukup valid untuk disimak.
Istilah Good Governance
Good Governance, di sini saya terjemah-bebaskan sebagai Pemerintahan yang Baik. Pemerintahan di sini tidak hanya ditujukan untuk negara, tetapi bisa juga diterapkan secara luas, bisa juga suatu organisasi, lembaga, dan semisalnya. Apa karakteristik suatu Pemerintahan dikatakan baik? Berikut karakteristik Good Governance menurut perspektif United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP - PBB).
Tuesday, July 21, 2015
Pergunakan Akal dalam Mengenal Tuhan
Kita sadar bahwa urusan filsafat hanyalah memandang dan merenungkan penciptaan agar terbimbing menuju Sang Pencipta - dengan kalimat lain, merenungkan makna keberadaan. Karena pengetahuan tentang penciptaan mengantar pada pengenalan Tuhan, melalui pengetahuan tentang ciptaan-Nya.
Semakin sempurna pengetahuan tentang penciptaan, semakin sempurna pula pengetahuan tentang Sang Pencipta. Syariah mendorong dan mendesak kita untuk mengamati penciptaan.
Sehingga, jelas bahwa hal ini boleh jadi sebagai perintah tertulis dalam agama atau sesuatu yang disetujui oleh Syariah. Namun, Syariah mendesak kita untuk mengamati penciptaan dengan pertimbangan akal dan menuntut pengetahuan tentangnya melalui akal.
Hal ini nampak jelas dalam beberapa ayat al-Quran. Misalnya, al-Quran menyebut: < Ambillah kejadian itu sebagai pelajaran wahai orang-orang yang punya wawasan > [Qur’an 59.2]. Ayat ini adalah petunjuk yang jelas tentang kewajiban penggunaan perangkat akal, atau mungkin akal dan agama, dalam memaknai segala sesuatu.
Al-Quran juga menyebut: < Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah > [Quran 7.185]. Ayat ini merupakan desakan yang jelas untuk mendorong pengamatan tentang penciptaan.
Masih banyak ayat lain tentang hal ini: terlalu banyak untuk disebut satu per satu.
~ Ibnu Rusyd, On the Harmony of Religions and Philosophy, (Kitab fasl al-maqal)
Translated by Mohammed Jamil al-Rahman, 1921
Diterjemahkan oleh Mochamad Nur Qomarudin, 2015
Tuesday, May 19, 2015
Beda Filsafat dan Hikmah
Perkataan "Filsafat" bukanlah bahasa Arab. Sebelum Islam datang, orang Arab tidak mempunyai filsafat, meskipun mereka mempunyai Hikmah dan Hukama, mempunyai Bijaksanan dan para Bijaksanawan. Dalam al-Quran, berulang-ulang kita dapati perkataan Hikmah, dan berulang kali pula dinyatakannya bahwa Hikmah itu, diperoleh dari Tuhan. Hikmah ini, suatu barang yang bukan luar biasa lagi sebagai kurnia Tuhan bagi semua bangsa. Tidak demikian halnya dengan filsafat. Filsafat merupakan suatu bentuk ilmu pengetahuan, yang hanya diciptakan oleh orang-orang Yunani dahulu kala. Karena Tuhan memberikan akal, dimana manusia menggunakannya untuk membentuk filsafat.
[Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta]
Sunday, April 12, 2015
mencapai kebenaran
[Tulisan ini saya kutip dari: Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta]
Perkataan filsafat berarti: "Cinta kebenaran". Apakah kebenaran itu? untuk mencapai kebenaran, orang lebih dahulu harus mempunyai pengertian. Agaknya lebih baik kata pengertian ini kita ganti saja dengan pengetahuan. Jikalau pengetahuan seseorang sesuai dengan hal-hal yang diketahuinya, maka ini dikatakan: ia sudah mencapai suatu kebenaran bagi dirinya sendiri.
Dengan demikian pengetahuan yang benar adalah suatu pengetahuan yang sesuai dengan objeknya. Pelajar-pelajar filsafat biasa menyebutkannya dengan objektivitas.
Saturday, April 4, 2015
Bedanya Filsafat Islam dan Filsafat Yunani
[Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta, hal. 38-39]
Thursday, March 29, 2012
Lima Kriteria Hipotesis Ilmiah
Apa saja Kriteria yang harus dimiliki Hipotesis Ilmiah?
Pengenalan tentang Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan sebuah metode untuk menguji dan memverifikasi hipotesis ilmiah dalam beberapa tahap. Pertama adalah pengumpulan data. Kita tidak dapat membangun penjelasan ilmiah tanpa pengamatan objektif terhadap fenomena yang sedang diselidiki. Setelah didapatkan suatu kesatuan konsep, maka dirumuskanlah sebuah hipotesis. Hipotesis merupakan usulan penjelasan terhadap fenomena yang sedang diamati.