Wednesday, January 17, 2018

Nasihat Kanjeng Sunan Giri Sepuh Rahimahullah

Ahad, 31 Desember 2017, saya menghadiri mantenan seorang sahabat baik di Gresik. Begitu masuk gerbang kota Gresik, saya baru tahu bahwa makam kanjeng Sunan Giri itu dekat sekali dengan Surabaya. Usai mantenan, tiba2 saya ingin sekali ke sana, mengenang perjuangan dan mendoakan beliau. Saya merasa berhutang budi kepada beliau dan para wali Allah di tanah Jawa sehingga saya bisa mengenal Islam.

Kompleks makamnya rimbun sekali, banyak pohon2 berusia tua. Di gerbang kompleks makam, ada dua prasasti besar. Di samping kanan, tertulis wasiat yang dinisbatkan ke beliau dalam tiga bahasa.




Dalam bahasa Jawa, yang tertulis dengan Arab-pegon, kira2 latinnya seperti ini:
Gusti iku dumunung ana atining manungso kang becik
Mulo iku, diarani Gusti iku baguse ati

Sing sopo nyumurupi dzating Pangeran iku ateges nyumurupi awake dewe
Dene kang durung mikani awake dewe, durung mikani dzating Pangeran

Kahanan dunyo ora langgeng, mula ojo ngagungake kesugihan lan derajatiro 

Awit samongso ono wolak-waliking zaman ora ngisin-ngisini

Kahanan kang ono iki ora suwe, mesti ngalami owah gingsir 

Mulo ojo lali marang sapodo-podo tumiro
Kira2 terjemahnya dalam bahasa Indonesia adalah:
Tuhan itu bersemayam di hati manusia yang baik
Karena itu, Tuhan itu 'disebut' juga bagusnya hati

Sesiapa yang mengenal dzat Tuhan itu berarti mengenal dirinya sendiri
Adapun yang belum memahami dirinya sendiri, belum pula memahami dzat Tuhan

Keadaan dunia tidaklah kekal, maka dari itu jangan mengangungkan kekayaan dan derajatmu
Jika suatu saat ada bolak-baliknya zaman, tidak menanggung malu

Keadaan yang ada ini tidaklah lama, pasti mengalami perubahan
Karena itu, janganlah melupakan sesama manusia
Di samping kiri gerbang, ada prasasti yang bercerita riwayat singkat hidup beliau. Beberapa poin yang menarik perhatian saya tentang beliau antara lain ini.


Kanjeng Sunan Giri lahir 1422 M di Giri Blambangan, wafat 1506 M di Giri Gresik. Nama lain beliau yang populer adalah Raden Paku. Beliau keturunan Rasulullah (SAW) dan murid kanjeng Sunan Ampel rahimahullah. Selepas belajar di Ampel dan Samudera Pasai, beliau mendirikan pesantren Giri hingga menjadi Giri Kedhaton, Pusat Rujukan Islam di Nusantara. Beliau adalah ulama dan juga seperti khalifah di Nusantara yang wibawa dan pengaruhnya sangat luas, hingga beliau mendapat sebutan Pope of The East (Paus dari Timur) oleh pengembara Portugis dan Belanda yang singgah di Nusantara. Permainan anak seperti Jelungan, jamuran, lir-ilir, dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung yang bernuansa Jawa namun sarat dengan spiritualisme Islam.

Rahimahullah, Kanjeng Sunan Giri... Aamiin

Referensi
[1] https://elangnusantara.wordpress.com/2011/01/24/belajar-wedhatama-wejangan-seorang-bapak-kepada-putrinya-bagian-ii/
[2] https://jv.wiktionary.org/wiki/sumurup
[3] https://rebanas.com/kamus/jawa-indonesia/awit

No comments:

Post a Comment