Showing posts with label Bahasa Arab. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Arab. Show all posts

Sunday, November 12, 2017

Bedanya Kata Idz dan Idzaa (Ketika)

Bismillah. Saya yakin, kita semua sering membaca ayat al-Quran yang diawali idz atau idza, misalnya:
Idz qoola rabbuka lil malaikati inni ja’ilun fi al-ardhi... dst (al-Baqarah)
Idz qooluu layuusufu wakhuhu ila abina... dst (Yusuf)
Idzaa waqa’at al-waaqiah (al-Waqiah)
Idzaa jaa’a ka al-munafiquuna qaaluu... dst (al-Munafiqun)
Kedua2nya seingat saya diterjemahkan sebagai ketika/apabila. Terus apa bedanya?

Saya sendiri awalnya tidak tahu lalu menjadi tahu setelah membaca fragmen uraian tafsir Dr. Nu’man Ali Khan ketika membahas Idza zulzilat al-ardhu zilzalaha (al-Zalzalah). Sambil melanjutkan artikel sebelumnya, saya bagikan ceritanya di sini dengan tambahan contoh2 dan penjelasan sebatas ingatan dan pemahaman saya, mudah2an bermanfaat.

Tuesday, July 11, 2017

Takrar Lafdzi dan Takrar Ma’nawi

Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa alihi wa ashabihi wa man tabi’ahu ila yaum ad-din.

Di suatu senja ketika rehat sejenak sembari membaca tafsir surah al-Zalzalah oleh Dr. Nouman Ali Khan, saya mendapat pengetahuan baru tentang indahnya kompleksitas bahasa al-quran. Saya ingin berbagi melalui tulisan singkat ini. Mudah2an bermanfaat.


Tulisan kali ini adalah tentang konsep Takrar, atau pengulangan. Untuk memahami konsep Takrar, kita akan meninjau ayat pertama surah al-Zalzalah:

Wednesday, March 29, 2017

Membaca Tanpa Harokat #1 Mengenali kata benda

Bismillah. Bagaimana seseorang bisa membaca tanpa harokat? Sepengetahuanku, salah satu sebabnya adalah mengenal pattern dan struktur bahasa Arab (grammar). For me personally, belajar bahasa Arab sangat penting karena ini bahasa kitab suci al-Quran. Ya... paling tidak, dengan pengetahuan yang terbatas ini, dikit2 membantuku memahami apa yang diucapkan pak Imam waktu sembahyang di masjid.

Saya ingin membuat gambar2 ringkas dan berlanjut tentang bahasa Arab, bukan untuk mengajari siapa2 untuk menguasai bahasanya, namun sekedar menjelaskan pattern2 tersebut. Bila ingin belajar, hendaklah mencari guru/ustadz yang mampu mengajarkannya dari awal. Mudah2an tulisan ini bermanfaat.



Gambar perdana ini adalah tentang mengenali kata benda (noun). Kita bisa mengenali kata benda dari dua ciri: diawali alif lam atau diakhiri tanwin.

Wednesday, August 31, 2016

Berpaling: tawalla dan a'rodho

Bismillah. Suatu saat saya membaca ayat

عبسى و تولى
(Ia bermuka masam dan berpaling)

Lalu, di lain kesempatan saya membaca ayat

فأعرض عن الجاهلين
(Dan berpalinglah dari kaum yang picik)

Pada ayat pertama, 'berpaling' menggunakan istilah tawalla, sedangkan pada ayat ke dua menggunakan istilah  a'rodho. Perbedaan ini juga saya jumpai dalam beberapa ayat lain, misalnya

Wednesday, November 18, 2015

Kesadaran tentang Ketidakpastian

Insya Allah berarti Jika Allah Menghendaki
Kata ini digunakan bila seorang Islam menjanjikan sesuatu
Isyarat bahwa manusia tidak berhak memastikan sesuatu terkait dirinya in future time

kaligrafi astaghfirullah

Setidaknya ada empat versi penulisan setahu saya:

Saturday, August 15, 2015

Tuhan Mengambil Anak?

"Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah itu telah mengambil (ittakhodza) anak". (pangkal ayat 26).
Mereka katakan Tuhan mengambil anak. Kata "ittakhodza" artinya telah mengambil anak. Karena mereka pun sudah insaf bahwa Tuhan itu mustahil beranak sebagai manusia, sebab Alloh itu bukan sebagai seorang laki2 yang menghendaki isteri yang melahirkan anaknya, dan bukan pula sebagai perempuan yang mengandung dahulu baru beranak, lalu mereka katakan Tuhan mengambil anak.
~ Prof Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 17, Surah al-Anbiya, ayat 26, hal. 42 (dengan editing)

Friday, July 17, 2015

Dua Makna iLLa

Judul asli: Benarkah Iblis Termasuk Kelompok Malaikat?

oleh: Prof. Muhammad Quraisy Shihab

Bahasa Arab memperkenalkan dua arti dari kata illa yang umumnya diterjemahkan dengan “kecuali”. Apabila yang dikecualikan termasuk bagian dari kelompok yang dikecualikan, kata illa dinamai istisna muttashil (pengecualian yang berhubungan), dan ini berarti kecuali. Akan tetapi, bila ia bukan bagian dari kelompok, pakar tata bahasa menamainya istisna’ muntqathi’ (pengecualian yang terputus), dan ketika itu ia berarti “tetapi”. Jika Anda berkata, “Semua mahasiswa datang, kecuali Budi,” Budi adalah salah seorang mahasiswa, namun dia tidak datang. Dan jika yang tidak datang bukan mahasiswa, melainkan pengemudi -katakanlah namanya Badu- maka Anda harus berkata, “Semua mahasiswa datang, tetapi Badu (berhalangan).”

Friday, April 17, 2015

fiil mudhori’ nashob tanpa amil

prasyarat: ilmu nahwu tingkat dasar

bismillah. lompat ke surat ali imron (3) ayat ke-128, ada hal unik yang saya jumpai dalam ayat ini.

surat ali imron ayat 128

Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Alloh menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. [Ali Imron (3) ayat 128]

fi’il mudhori’ yatuuba dan yu’addziba di ayat ini sedikit unik. normalnya, fi’il mudhori’ itu dibaca rofa’. dia dapat menjadi nashob bila sebelumnya ada amil nashob, huruf yang membuat nashob, semisal huruf an, lan, dan semacamnya.

Saturday, December 27, 2014

Mendahulukan Maf’ul

Bismillah. Sampai di ayat ke lima surat al-Fatihah.

clip_image002

“hanya kepada Engkau kami mengabdi dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan”

Dari mana kata ‘hanya’ itu berasal?

Imam az-Zamakhsyari, dalam tafsir al-Kassyaf, menuliskan

clip_image004

“mendahulukan maf’ul (objek) itu untuk menyatakan maksud pengkhususan”

image

Idealnya, satu kalimat dalam bahasa Arab tersusun dalam pola: fi’il – fa’il – maf’ul atau predikat – subjek – objek. Mendahulukan objek mengisyaratkan makna pengkhususan dan urgensi dari objek tersebut. Maka, lafadz di atas diartikan dengan “kami mengabdi hanya kepada Engkau”.

Referensi

Tafsi al-Kassyaf, Imam az-Zamakhsyari, juz 1, hal. 117-118

Thursday, November 6, 2014

tentang lafadz al-hamdu

Al-Hamdu: berkedudukan sebagai mubtada dan dibaca rofa’, padahal umumnya dibaca nashob dan memuat makna khobar, seperti: syukron, kufron, ‘ajaban, subhaana, dan ma’adza. Hal ini mengisyaratkan teguh dan konsistensi makna yang dikandung.

Misal Firman Alloh

قالوا سلامًا, قال سلامٌ

“Mereka berkata Selamat, (Nabi) Ibrohim menjawab Selamatlah”

[QS. Hud: 69]

Rofa’-nya lafadz salam yang ke dua, mengisyaratkan bahwa Nabi Ibrohim menghormati mereka (kaumnya) dengan lebih baik daripada penghormatan mereka kepada beliau. Karena rofa’ mengisyaratkan makna teguhnya/konsistensi doa keselamatan bagi mereka.

[Tafsir al-Kasyyaf, I/112]

Beda Pujian dan Syukur

Al-Hamdu atau Pujian adalah seruan atas keindahan/kekaguman terkait nikmat dan hal selainnya, misal: keberanian. Syukur adalah kekaguman khusus terkait nikmat dengan hati, lisan, dan perbuatan. Pujian dengan lisan saja, satu cabang dari syukur.

Sabda Nabi “Pujian (al-Hamdu) adalah pangkal syukur, hamba yang tidak memuji Alloh berarti tidak bersyukur kepada-Nya”

Puji lawannya penghinaan sedangkan Syukur lawannya pengingkaran.

Tafsir al-Kasyyaf, I/111-112

Sunday, April 27, 2014

wazan mafaa’ilun

bismillahirrohmanirrohim. dalam teks bacaan, saya mejumpai lafadz معاقد (ma’aaqidun). saya merasa lafadz ini punya arti jama’, saya ragu lalu googling. lalu yakin bahwa ini lafadz jama’.

معاقد ma’aaqidun (beberapa keyakinan) mengikut pada wazan مفاعل mafaa’ilun. wazan mafaa’ilun adalah salah satu dari shighoh muntahal jumu’ (bentuk jama’ tertinggi). dinamai jama’ tertinggi karena tidak ada lagi bentuk jama’ lain diatasnya.

contoh lain: masjidun (satu masjid), مساجد masaajidun artinya beberapa masjid.

setidaknya terdapat sembilan belas wazan muntahal jumu’, info lengkap ttg shighoh muntahal jumu’, saya dapat dari skripsi di http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16869

semoga Alloh memberkahi penulisnya. sekian. alhamdulillah.

Thursday, April 17, 2014

hal dan tamyiz

by: Nur Q | alfiyahibnumalik@gmail.com | 085733484101 | Surabaya | Indonesia
 
Dengan Nama Allah Sang Maha Pengasih Sang Maha Penyayang
 
Saya sempat lupa tentang beda ‘hal’ dan ‘tamyiz’, lalu saya baca kembali pelajaran tahun 2005. Semoga Alloh merahmati Guru yang dulu mengajari saya.
 
الحال (hal) adalah:
  1. isim nakiroh yang dibaca nashob
  2. menjelaskan KEADAAN yang masih samar
  3. baru ada bila kalimat telah sempurna (subjek-predikat-objek/fa’il-fi’il-maf’ul sudah ada

Contoh:

Tuesday, April 1, 2014

mashdar muthlaq

Bismillahirrohmanirrohiim. Ketika mereview pelajaran nahwu-shorof 7 tahun lalu, saya lupa dengan istilah mashdar muthlaq. Lalu googling, dan berikut ringkasannya. penjelasan lengkap di [1]

---

Mashdar Muthlaq atau juga dikenal maf’ul muthlaq adalah mashdar yang digunakan sebagai maf’ul. Tujuannya ada tiga macam:

Sunday, January 12, 2014

PDF: Makna Wazan Isim

by: Nur Q | alfiyahibnumalik@gmail.com | 085733483101 | Surabaya | Indonesia
 
baca [pdf]
 
Tulisan ini sekedar kumpulan pengetahuan pribadi dari kitab pelajaran lalu, ceramah, internet, dll. Semoga beliau-beliau yang darinya saya peroleh ilmu, senantiasa mendapat rahmat dan berkah dari Alloh di dunia dan akhirat.
 
Sebelum mempelajari materi ini, pembaca perlu memiliki pemahaman dasar tentang:
  • Pengertian beberapa istilah dasar dalam bahasa Arab, seperti Isim, Fi’il, dan semisalnya
  • Struktur kalimat dalam bahasa Arab
  • Pengertian tentang shorof
  • Bekal hafalan tentang Tashrif
Daftar Isi:

فُعْلَ [fu’la]
فَعْلًا [fa’lan]
فَعِيْلٌ [fa’iilun]
فُعَيلٌ [fu'ailun]
فَعُولٌ [fa’uulun]

Notes: Bila artikel ini bermanfaat bagi Saudara, kami harap Saudara sedia like Facebook Fanpage kami: Masjidillah. Like dan dukungan Saudara sangat bermakna bagi kami. Terimakasih

Thursday, January 9, 2014

فَعُولٌ [fa’uulun] makna wazan

Keterangan ini saya parafrasekan dari pengajian riyadus sholihin masjid manarul ilmi surabaya, bab taubat, kamis 9 jan 2014, oleh ustadz misbahul munir.

Bismillahirrohmaanirrochiim...

Wazan fa’uulun memberikan makna mubalaghoh atau ‘melebihkan’.

Contoh 1

Bila syaakirun (شَاكِرٌ) bermakna orang yang bersyukur, maka syakuurun (شَكُورٌ) berarti orang yang amat banyak bersyukur

Na’am, balaa, dan labbaika

Keterangan ini saya parafrasekan dari pengajian riyadus sholihin masjid manarul ilmi surabaya, bab taubat, kamis 9 jan 2014, oleh ustadz misbahul munir.

Bismillahirrohmanirrohiim...

Apa persamaan dan perbedaan dari kata na’am, balaa, dan labbaika?

نعم, بلى, لبّيك

Persamaan: ketiga kata ini umumnya digunakan oleh seseorang untuk menyahut/menjawab orang yang memanggilnya.

Perbedaan: ketiga kata ini berbeda dalam aspek tata krama bahasa. Penjelasannya diberikan dalam ilustrasi berikut.

Sunday, November 24, 2013

Membuka File .BOK

File .bok adalah file e-book yang dibuat khusus untuk software Shamela Islamic Library, sehingga untuk membuka file tersebut harus mendownload software ini dulu di shamela.ws. tapi sayangnya ukuran file nya amat besar, mencapai 1,95 GB.

Tuesday, November 5, 2013

Al-Ushul min 'Ilmil Ushul, Syaikh Utsaimin

kitab ini ditulis oleh Syaikh Sholih al-Utsaimin untuk materi pelajaran madrasah tsanawiyah tahun ke tiga. memuat definisi penting dan juga macam-macam prinsip berfikir dalam menarik kesimpulan dari dalil-dalil al-Quran dan al-hadits. kitab ini bagus untuk pemula dan siapa saja yang bahasa arabnya masih dalam tahap belajar.

Sunday, September 1, 2013

makna wazan Fu’ailun

saya dapat dari pengajian riyadus sholihin masjid manarul ilmi surabaya, kamis 28 nop 2013, oleh ustadz misbahul munir.

Wazan fu’ailun (فُعَيلٌ) adalah wazan untuk isim yang memberi faidah / makna (تصغير) “mengecilkan”.