Tulisan ini saya dapatkan dari
[Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta, hal. 38-39]
[Filsafat Islam, 1964, Dr. Oemar Amin Hoesin, Bulan Bintang Jakarta, hal. 38-39]
Tidaklah banyak perbedaan yang besar antara pemikiran ahli2 agama Islam dengan failasuf Yunani. Yang dikehendaki oleh ulama2 Islam untuk mempergunakan logika2 filsafat Yunani itu, ialah, bahwa alam dan segala benda didalamnya itu, adalah dijadikan, bukanlah kekal. Pendirian ini adalah pendirian tulen dari Islam. Untuk pendukung faham ini, ulama2 tadi mempergunakan filsafat Yunani. Jadi, bukanlah agama Islam itu dipakai untuk mendukung atau mempertahankan filsafat. Pada umumnya, ahli2 agama Islam, guna kepentingan membela agama dan kepercayaan agama, menggunakan senjata2 dan perkakas2 yang telah dihasilkan oleh filsafat.
Dalam pada itu, dapat kita bentangkan dengan lebih terang, dimana perbedaan antara failasuf Islam dengan failasuf Yunani. Dalam filsafat Yunani, terutama Aristoteles, mempunyai pelajaran tentang dualisme - tasniyah dalam bahasa Arab. Pelajaran ini menyatakan, bahwa terdapat dua yang bertentangan yaitu Tuhan dan Benda Kekal. Failasuf Islam, tidak menerima pelajaran dualisme ini. Failasuf Muslim berangsur-angsur melihat dimana kekurangan filsafat Yunani itu. Aristoteles, telah meninggalkan suatu titik penting yang menyebabkan filsafatnya tidak komplet. Kekosongan yang ditinggalkan filsafat Yunani ini, dicoba mengisinya oleh failasuf2 Islam. Dengan sangat berhati-hati mereka memberikan pelajaran tentang keesaan Tuhan, at-Tauhid, sebagaimana juga hati2nya mereka memberikan pelajaran "at-Tanzih", kesatuan Tuhan dengan makhluk. Ulama2 dan failasuf2 Islam, tidak dapat menyatakan, bahwa antara at-Tauhid dan at-Tanzih ada pertentangan, sebagaimana diajarkan oleh dualisme Aristoteles. Dengan tidak adanya perbedaan atau perlainan antara kedua itu, kalau kita kurang hati2, maka kita dapat jatuh ke lingkaran Pantheisme, yang dalam bahasa Arab disebut madzhab wichdat al-wujud yang secara datar berkata: "Alloh itu ada dan yang ada ini ialah Alloh". Karena pendapat inilah maka al-Hallaj berkata: Ana Alloh - Akulah Tuhan. Golongan yang terjatuh dalam pantheisme itu, menghapuskan segala perbedaan antara Alloh dan Dunia.
Disinilah letaknya perbedaan yang nyata, antara filsafat Yunani dan filsafat Islam.
Notes: Bila artikel ini bermanfaat bagi Saudara-i, kami harap Saudara sedia like Facebook Fanpage kami: Masjidillah. Like dan dukungan Saudara sangat bermakna bagi kami. Terimakasih.
Islam ya ISLAM, Filsafat Islam ya tidak ada karena wilayah filsafat adalah bagian terkecil dari ajaran Islam itu sendiri
ReplyDeletehttp://yahya-ibrahim.blogspot.com/2014/09/islam-dan-filsafat.htm
Jadi, bukanlah agama Islam itu dipakai untuk mendukung atau mempertahankan filsafat. Pada umumnya, ahli2 agama Islam, guna kepentingan membela agama dan kepercayaan agama, menggunakan senjata2 dan perkakas2 yang telah dihasilkan oleh filsafat.
ReplyDelete~ Dr. Oemar Amin Hoesin