Ketika Islam sedang di masa-masa kejayaan, filsafat Yunani dikembangkan sekaligus dikoreksi menurut konsepsi Islam oleh para failasuf2 muslim seperti al-Kindi, al-Farabi, dan Ibnu Sina. Salah satu poin penting filsafat Islam yang membedakannya dengan filsafat Yunani adalah tentang konsepsi Tuhan.
Tulisan berikut ini saya kutip dari buku Filsafat Islam karya Dr. Oemar Amin Husein:
Kebenaran pertama, yang disebutkan dalam bahasa Latin Verum, al-Haqq dalam bahasa Arab, adalah tujuan akhir dalam filsafat. Al-Kindi, memaksudkan dengan perkataan First Verum itu, adalah Tuhan, meskipun tidak diucapkannya. Aristoteles juga mengatakan filsafat pertama adalah agama, sebab Tuhan adalah sebab yang akhir dari alam semesta.
Disinilah pula kita melihat bahwa al-Kindi mempunyai pengertian tolak belakang dengan Aristoteles. Meskipun mereka sama2 menyebutkan Tuhan, akan tetapi Tuhan yang dimaksudkan tidak sama. Yang disebut Tuhan oleh al-Kindi adalah: Yang Esa, Pencipta, Penolong bagi segala yang dicipta-Nya. Oleh karena itu, segala sesuatu ciptaan yang kurang daya, penolongannya menjadi rusak. Yang disebut Tuhan oleh Aristoteles adalah: Penggerak yang tak bergerak, Bekas Jentera (Immovable Mover, Ex Machina).
Tuhan itu, sebagai Kholiq al-Alam, adalah hanya konsepsi Islam. Kalau yang datang kemudian menyatakan demikian pula, maka itu mengambil dari konsepsinya Islam. Konsepsi inilah yang dicoba menggabungkan dengan konsepsi filsafat2 lain oleh al-Kindi. Usahanya yang demikian ini, tidak diterima oleh ahli2 agama pada masanya. Ahli2 agama menyerangnya, sebagai juga menyerang hebat filsafat2 yang lain. [end]
Sekian. Mudah2an bermanfaat.
No comments:
Post a Comment