Imam Nawawi adalah ulama dan pemikir besar Islam. Dia lahir dan meninggal di Nawa (631-676H). Kitab-kitab besar yang ditulis adalah Syarah Muslim, Bustaanul ‘Arifiin, Khulaasahtul Ahkaam fi Muhimmaaatis Sunan wa Qawaa’idil Islam dan yang lainnya. Nama lengkapnya adalah Abu Zakariya bin Syaraf bin Mari bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam An-Nawawi Ad-Dimasyqi.
Ayahnya mendorong sang Imam menghafazkan Al-Qur’an dan ilmu. Maka An-Nawawi mulai menghafaz[1] Al-Qur’an dan dididik oleh orang-orang terkemuka dengan pengorbanan harus meninggalkan masa bermain-mainnya karena harus menekuni Al-Qur’an dan menghafaznya. Sebagain gurunya pernah melihat bahwa Imam Nawawi bersama anak-anak lain dan diajak bermain bersama-sama. Karena sesuatu terjadi diantara mereka, Imam Nawawi lari meninggalkan mereka sambil menangis karena merasa dipaksa. Dalam keadaan yang demikian itu dia tetap membaca Al-Qur’an.
Beliau tidak mau menghabiskan waktunya kecuali menuntut ilmu. Bahkan ketika beliau pergi ke manapun, dalam perjalanan hingga pulang ke rumah, beliau sibuk mengulangi hafalan-hafalan dan bacaan-bacaannya. Beliau bermujadalah dan mengamalkan ilmunya dengan penuh warak dan membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh buruk sehingga dalam waktu yang singkat baliau telah hafal hadits-hadits dan berbagai disiplin ilmu hadits. Belaiu juga memimpin Yayasan Daarul Hadits Al-Asyrafiyyah Al-Ulla dan mengajar di sana tanpa mengambil bayaran sedikitpun.
Referensi: Imam An-Nawawi, At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran
No comments:
Post a Comment