Tuesday, July 11, 2017

Takrar Lafdzi dan Takrar Ma’nawi

Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa alihi wa ashabihi wa man tabi’ahu ila yaum ad-din.

Di suatu senja ketika rehat sejenak sembari membaca tafsir surah al-Zalzalah oleh Dr. Nouman Ali Khan, saya mendapat pengetahuan baru tentang indahnya kompleksitas bahasa al-quran. Saya ingin berbagi melalui tulisan singkat ini. Mudah2an bermanfaat.


Tulisan kali ini adalah tentang konsep Takrar, atau pengulangan. Untuk memahami konsep Takrar, kita akan meninjau ayat pertama surah al-Zalzalah:

Idza zulzilat al-ardhu zilzalaha
Apabila bumi ini terguncang seguncang2nya.

Di ayat ini, ada dua kata: zulzilat dan zilzalaha, yang sama2 berasal dari akar kata zalzala.
Zalzala tersusun dari 4 huruf (za-lam-za-lam). Beberapa ulama menyatakan bahwa 4 huruf ini sebenarnya berakar dari 3 huruf (za-lam-lam), yang dibaca zalla.

Disebut apakah transformasi huruf semacam ini? dan apa makna/faedahnya?

Dari zalla menjadi zalzala terjadi transformasi pengulangan yang dikenal dengan Takrar lafdzi: pengulangan dalam lafadz/tulisan.

Lalu sekarang kita bahas maknanya: Zalla artinya terpeleset/tergelincir atau inggrisnya slip. Zalzala, yang mengalami pengulangan tulisan, mengandung makna pengulangan pula. Jadi zalzala bermakna tergelincir berkali2. Makna pengulangan seperti ini disebut Takrar ma’nawi: pengulangan dalam makna.

Dalam terjemah al-quran, zalzala diartikan terguncang, yang ditandai oleh jatuh dan tergelincirnya benda2 di atas permukaan bumi.

Mengutip penjelasan Dr. Nouman dari bahasa aslinya:
So when Allah says; Idhaa zulzilatil arddu... It implies that the earth will become heavily shaken, becoming unstable for humans and anything on it (the earth) on that day (Judgment Day).
Alhamdulillah. Sekian. Mudah2an bermanfaat.

Referensi
Ringkasan Tafsir Surah al-Zalzalah, Dr. Nouman Ali Khan

No comments:

Post a Comment