HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Juz III, Ali Imron, Ayat 28
Bersikap lunak-lembut kepada musuh, yang merupakan satu ketundukan dan menyerah, karena musuh itu lebih kuat, itulah yang dinamai sikap Taqiyah. Kepala selalu terangguk-angguk merupakan setuju, padahal hati bukan setuju. Mulut senantiasa tersenyum sehingga musuh yang kafir itu menyangka bahwa si Mukmin telah tunduk, padahal hatinya bukan tunduk.
Orang yang tidak memahami ajaran Islam menyamakan saja sikap begini dengan munafik. Padahal munafik ialah bermulut manis, bersikap lembut dan tersenyum-senyum di dalam menyembunyikan pendirian yang salah, yang kufur. Sebagai orang munafik mengakui di hadapan Rosululloh SAW bahwa mereka telah percaya bahwa beliau memang Utusan Alloh, padahal hati mereka tidak mengaku. Walaupun yang mereka katakan benar, kalau kata yang benar itu tidak dari hati, mereka tetap berdusta. Itulah orang yang munafik.
Tetapi kalau kita yakin bahwa kita di fihak yang benar, dalam lindungan hukum-hukum Alloh dan Rosul, sedang musuh kuat, sehingga kita tidak kuat bertindak menentang musuh Tuhan itu, kalau kita menunjukkan muka manis dan mengangguk-angguk, bukanlah munafik namanya, melainkan taqiyah.
No comments:
Post a Comment