#Mading Masjidillah 20 Agustus 2015
Tiap-tiap orang takut cacat dirinya. Disini nyata bahwa manusia tidak ingin kerendahan. Semua suka kemuliaan. Tetapi jarang orang yang tahu akan aibnya, dan tidak tahu akan aib diri, adalah aib yang sebesar-besarnya.
Berkata Jalinus At-Thabib: Karena segala manusia cinta akan dirinya, tersembunyi baginya aib diri itu. Tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil dipandangnya walaupun bagaimana besarnya.
Jalinus menunjukkan jalan, supaya kita tahu akan cacat diri. Yaitu memilih seorang teman yang setia, yang sanggup menasehati jika kita berbuat perbuatan yang tercela. Teman yang tidak mau menyatakan aib kita, yang hanya memuji dan meninggikan, bukanlah sahabat yang setia. Seorang hakim (orang bijak) berkata: Temanmu ialah yang berkata benar dengan engkau, bukan yang membenar-benarkan kata engkau. (Tasawuf Modern, Hamka)
~ Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) (d. 1981 M)
Penulis Tafsir Al-Azhar, Ketua MUI Pertama, Ulama, Pujangga & Sastrawan Tanah Air.
Tiap-tiap orang takut cacat dirinya. Disini nyata bahwa manusia tidak ingin kerendahan. Semua suka kemuliaan. Tetapi jarang orang yang tahu akan aibnya, dan tidak tahu akan aib diri, adalah aib yang sebesar-besarnya.
Berkata Jalinus At-Thabib: Karena segala manusia cinta akan dirinya, tersembunyi baginya aib diri itu. Tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil dipandangnya walaupun bagaimana besarnya.
Jalinus menunjukkan jalan, supaya kita tahu akan cacat diri. Yaitu memilih seorang teman yang setia, yang sanggup menasehati jika kita berbuat perbuatan yang tercela. Teman yang tidak mau menyatakan aib kita, yang hanya memuji dan meninggikan, bukanlah sahabat yang setia. Seorang hakim (orang bijak) berkata: Temanmu ialah yang berkata benar dengan engkau, bukan yang membenar-benarkan kata engkau. (Tasawuf Modern, Hamka)
~ Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) (d. 1981 M)
Penulis Tafsir Al-Azhar, Ketua MUI Pertama, Ulama, Pujangga & Sastrawan Tanah Air.
No comments:
Post a Comment